JenisKerajinan Tangan dari Bahan Alam Indonesia 1. Kerajinan dari Tanah Liat Contoh Kerajinan Dari Tanah Liat B. Kerajinan Gerabah C. Kerajinan Teko atau Poci 2. Kerajinan dari Serat Alam Contoh Kerajinan dari Serat Alam 3. kerajinan dari kayu 4. Kerajinan dari Bambu Contoh kerajinan dari bambu 5. Kerajinan Dari Kulit b. Teknikpilin merupakan cara pembuatan keramik dengan cara membentuk tanah liat dengan bentuk bahan dasar tanah liat yang dipilin atau dibentuk seperti tali. 2. Teknik tatap batu (pijat jari) Kedua yakni teknik pijat jari atau pinching adalah teknik membuat keramik nusantara dengan cara memijat tanah liat langsung menggunakan tangan. 3. Teknik Putar Secaraprinsip keramik terbagi atas keramik tradisional dan keramik halus. Keramik tradisional dibuat dengan menggunakan bahan alam seperti kuarsa, kaolin dan lain-lain. Yang termasuk keramik tradisional adalah : barang pecah (dinnerware), keperluan rumah tangga (tile, bricks), dan untuk industry (refractory). Nonlogamlebih banyak terdapat di alam daripada logam, tetapi logam banyak terdapat dalam tabel periodik. Keramik tradisional Keramik tradisional yaitu keramik yang dibuat dengan menggunakan bahan alam, seperti kuarsa, kaolin, dll. Yang termasuk keramik ini adalah: barang pecah belah (dinnerware), keperluan rumah tangga (tile, bricks), dan Keramiktradisional Keramik tradisional yaitu kerajinan keramik yang dibuat dengan menggunakan bahan alam, seperti kuarsa, kaolin, dll. Yang termasuk keramik ini adalah: barang pecah belah (dinnerware), keperluan rumah tangga (tile, bricks), dan untuk industri (refractory). b. Keramik halus nklqiGI. SEJARAH PERKEMBANGAN KERAMIK Keramik telah di temukan sejak jaman dahulu,terbukti dengan ditemukan benda-benda sejarah yang terbuat dari tanah liat seperti guci-guci, wadah, perlengkapan tempat makanan, tempat air minum dan lain sebagainya. Keramik merupakan material organik non logam yang mengandung unsur logam dan non logam yang terutama berikatan ionik dan kovalen. Material dari keramik tersebut mengandung tingkat perbadaan dalam ikatan kimia nya. Keramik pada proses pembuatannya memiliki beberapa tahap proses agar pembuatannya memerlukan waktu yang cukup lama. Bahan pembuatan keramik terdiri dari tanah liat. Dari tanah liat tersebut lalu dapat diolah seperti menjadi batu bata,celengan,lantai yang terbuat dari keramik,piring,cobekan dan lain-lain. Pada umumnya material keramik memiliki tekstur keras dan rapuh,dengan tingkat kekerasan yang rendah. Keramik adalah bahan isolator yang dan panas yang baik karena tidak ada elektron yang terkonduksi. Material keramik memiliki titik leleh yang tinggi dan kestabilan kimia terhadap lingkungan yang tinggi karena tingkat kestabilan. Adapun tujuannya adalah ingin memberi informasi mengenai sejarah perkembangan keramik dan proses pembuatanya untuk menambah wawasan dalam matakuliah material teknik. SEJARAH PERKEMBANGAN KERAMIK DI INDONESIA Kepandaian membuat keramik di Indonesia sebenarnya sudah tua umurnya, sebagaimana halnya sejarah keramik diberbagai belahan Dunia, seperti China, Jepang, Mesir, Yunani, Korea, Thailand, Peru, Philipina, Vietnam dan lain sebagainya. Di mana ketrampilan membuat keramik tersebut muncul dan tumbuh secara alami, ada yang tumbuh dalam waktu yang bersamaan tanpa adanya pengaruh hubungan kebudayaan satu dengan lainnya. Kepandaian membuat keramik dapat dikatakan setua manusia mengenal api dan dapat memanfaatkannya. Penemuan teknik membuat keramik atau pengetahuan mengenai sifat tanah liat yang mengeras setelah dibakar, diperoleh secara tidak sengaja oleh orang primitif pada zaman Pra-sejarah. Ralph Mayerdalam bukunya A Dictionary of Art Term and Techniques, menyatakan bahwa kebanyakan seni primitif dibuat dari kayu, batu dan tanah liat, yang diciptakan untuk beberapa tujuan relegi atau tujuan yang praktis Mayer, 1969. Awal mulanya keramik dibuat cenderung sebagai “wadah”. Inspirasi pembuatan wadah tersebut berasal dari pemanfaatan buah-buahan berkulit tebal seperti labu, kelapa dan sebagainya, yang isinya dikeluarkan. Juga dari ruas-ruas pohon bambu, daun-daunan berukuran besar seperti daun pisang daun talas dan lainnya. Cekungan bekas telapak kaki dan batu pada tanah basah yang digenangi air hujan juga memberi inspirasi, dimana air yang tergenang tersebut dapat bertahan lama bahkan bisa berhari-hari lamanya. Berdasarkan kenyataan tersebut, suatu ketika orang memakai keranjang bambu yang dilapisi tanah liat sebagai tempat atau wadah cairan liquid dan wadah semacam ini tentu tidak bertahan lama. Secara tidak sengaja keranjang tersebut dibuang keperapian dengan maksud untuk dimusnahkan. Namun yang terjadi keranjangnya musnah, sedang tanah pelapis masih tersisa dan ditemukan mengeras dengan meninggalkan bekas anyaman keranjang. Dari pengalaman-pengalaman itulah, orang mulai dengan sengaja membentuk tanah liat secara utuh sebagai wadah dan untuk keperluan religi lainnya. Jenis-jenis Keramik Pada prinsipnya keramik terbagi menjadi dua, yaitu 1. Keramik tradisional Keramik tradisional yaitu keramik yang dibuat dengan menggunakan bahan alam, seperti kuarsa, kaolin, dll. Yang termasuk keramik ini adalah barang pecah belah dinnerware, keperluan rumah tangga tile, bricks, dan untuk industri refractory. 2. Keramik halus Fine ceramics keramik modern atau biasa disebut keramik teknik, advanced ceramic, engineering ceramic, techical ceramic adalah keramik yang dibuat dengan menggunakan oksida-oksida logam atau logam, seperti oksida logam Al2O3, ZrO2, MgO,dll. Penggunaannya elemen pemanas, semikonduktor, komponen turbin, dan pada bidang medis. Joelianingsih, 2004 Jenis Keramik Menurut Kepadatan 1. Gerabah Earthenware Dibuat dari semua jenis bahan tanah liat yang plastis dan mudah dibentuk dan dibakar pada suhu maksimum 1000°C. Keramik jenis ini struktur dan teksturnya sangat rapuh, kasar dan masih berpori. Agar supaya kedap air, gerabah kasar harus dilapisi glasir, semen atau bahan pelapis lainnya. Gerabah termasuk keramik berkualitas rendah apabila dibandingkan dengan keramik batu stoneware atau porselin. Bata, genteng, paso, pot, anglo, kendi, gentong dan sebagainya termasuk keramik jenis gerabah. Genteng telah banyak dibuat berglasir dengan warna yang menarik sehingga menambah kekuatannya. 2. Keramik Batu Stoneware Dibuat dari bahan lempung plastis yang dicampur dengan bahan tahan api sehingga dapat dibakar pada suhu tinggi 1200°-1300°C. Keramik jenis ini mempunyai struktur dan tekstur halus dan kokoh, kuat dan berat seperti batu. Keramik jenis termasuk kualitas golongan menengah. 3. Porselin Porcelain Adalah jenis keramik bakaran suhu tinggi yang dibuat dari bahan lempung murni yang tahan api, seperti kaolin, alumina dan silika. Oleh karena badan porselin jenis ini berwarna putih bahkan bisa tembus cahaya, maka sering disebut keramik putih. Pada umumnya, porselin dipijar sampai suhu 1350°C atau 1400°C, bahkan ada yang lebih tinggi lagi hingga mencapai 1500°C. Porselin yang tampaknya tipis dan rapuh sebenarnya mempunyai kekuatan karena struktur dan teksturnya rapat serta keras seperti gelas. Oleh karena keramik ini dibakar pada suhu tinggi maka dalam bodi porselin terjadi penggelasan atau vitrifikasi. Secara teknis keramik jenis ini mempunyai kualitas tinggi dan bagus, disamping mempunyai daya tarik tersendiri karena keindahan dan kelembutan khas porselin. Juga bahannya sangat peka dan cemerlang terhadap warna-warna glasir. 4. Keramik Baru New Ceramic Keramik yang secara teknis, diproses untuk keperluan teknologi tinggi seperti peralatan mobil, listrik, konstruksi, komputer, cerobong pesawat, kristal optik, keramik metal, keramik multi lapis, keramik multi fungsi, komposit keramik, silikon, bioceramic, dan keramik magnit. Sifat khas dari material keramik jenis ini disesuaikan dengan keperluan yang bersifat teknis seperti tahan benturan, tahan gesek, tahan panas, tahan karat, tahan suhu kejut seperti isolator, bahan pelapis dan komponen teknis lainnya. Secara umum sifat keramik meliputi 1. Keras, kuat, tetapi bersifat getas atau mudah pecah. 2. Tahan terhadap korosi. 3. Kapasitas panas yang baik dan konduktivitas panas yang rendah. 4. Sifat listriknya dapat menjadi isolator, semikonduktor, konduktor bahkan superkonduktor. 5. Dapat bersifat magnetik dan non magnetik. Proses pembuatan keramik Penyiapan bahan mentah meliputi penggalian bahan mentah, penimbunan dan penggilingan. Penggalian bahan mentah, bahan mentah yang digunakan untuk keramik pada umumnya adalah lempung/tanah liat. Sebagian besar lempung merupakan bentuk endapan yang terletak di permukaan bumi sehingga penggaliannya dilakukan dengan cara terbuka. Penimbunan, bahan mentah hasil galian sebaiknya ditimbun dahulu. Selama dalam penimbunan, lempung ini diberikan air, jika perlu direndam dalam air. Hal ini perlu dilakukan agar partikel-partikel yang semula di bawah dan kurang menyerap air menjadi lebih lapuk dan menyerap air. Selain itu juga untuk melarutkan garam sulfat yang merugikan. Pada saat penimbunan ini, biasanya juga dilakukan pencampuran dengan bahan lain, misalnya pasir. Penggilingan, Untuk lempung yang berbentuk bongkahan yang keras, sebelum ditimbun digiling terlebih dahulu. Penggilingan dilakukan dengan menggunakan kollegrang yang dasamya berlubang-lubang untuk mendapatkan susunan besar butir yang lebih homogen. Selama digiling didalam alat ini, bahan yang sudah menjadi tepung ditambah dengan air sambil digiling, sehingga keluar dari kollegrang, bahan sudah berbentuk lempung basah. Untuk mendapatkan lempung yang lebih homogen, dilakukan penggilingan lagi di pugmillmixer. Selesai dari pugmill, bahan diolah lagi di dalam extruder. Di dalam alat ini lempung diaduk dan ditekan, sehingga dihasilkan lempung yang benar-benar padat berbentuk kolom segi empat atau bulat. Pembentukan Produk Keramik Proses pembentukan produk keramik sangat menentukan sifat fisik suatu produk keramik. Cara pembentukan keramik tergantung pada tujuan pemakaian, sifat bentuknya dan bahan dasamya. Ada empat cara pembentukan produk keramik, yaitu Cara pembentukan dengan proses lempung lembek soft mud process. Cara ini biasanya digunakan untuk membentuk produk keramik yang pembentukannya dikehendaki dengan lembek sehingga dapat dilakukan pembentukan dengan tangan. Cara ini biasanya dipakai untuk benda-benda khusus yang tidak dapat dikerjakan dengan alat lain, misalnya untuk produk keramik halus yang cara pembentukannya dengan proses putar. Di dalam proses ini, lempung bersifat lembek dengan kandungan air 25 ay 40 %, dengan syarat lempung masih cukup Ikuat menahan beratnya sendiri sehingga tidak terjadi perubahan bentuk. Cara pembuatan dengan proses lempung kaku Stiff mud. Masa yang dipakai berupa lempung kau yang cukup berat bila dicetak/dibentuk dengan tangan.. Kadar air lempung kaku dalam cara ini kurang lebih 15 ay 30 %. Biasanya cara ini memerlukan alat pembentuk extruder sehingga dari alat ini dikeluarkan suatu kolom tanah yang kaku. Kemudian kolom tanah ini dibentuk/dipotong, lalu dibentuk kembali menjadi produk tertentu. Cara ini biasanya dipakai dalam pembuatan produk keramik berat dan keramik banhan bangunan, misalnya genteng keramik, bata merah, bata berlubang, pipa tanah dan bentuk produk keramik kasar lainnya. Cara Pembentukan dengan masa slip. Cara ini dipakai bila lempung yang akan dicetak disiapkan dalam bentuk bubur yang halus sekali dan berbentuk lumpur cair. Biasanya lempung terdiri dari susunan butiran yang halus sekali. Kandungan air dalam lempung ini 12 ay 50 %. Cara ini biasanya dilakukan dengan membuat cetakan dari gips yang telah dibakar dan dengan cara mencetak tersebut dapat dibuat produk yang sama. Selain itu,juga memungkinkan untuk membentuk benda-benda yang sulit dibentuk dengan cara tangan atau mesin. Cara pembuatan ini biasanya digunakan untuk membuat produk sanitair doset, wastafel, Cara Pembentukan dengan proses kering. Dalam cara ini dipakai lempung/masa campuran yang berkadar air rendah 4 ay 12 %, sehingga masa tadi lembab. Cara membentuknya biasanya dengan alat kempa press yang bertekanan tinggi untuk mendapatkan produk yang mempunyai kepadatan tinggi pula. Cara ini umumnya dipakai untuk membuat produk keramik yang mempunyai kepadatan tinggi tetapi hasil bakarannya tidak sampai meleleh, misalnya dalam pembuatan produk ubin keramik, bata klinker dan bata tahan api. Pengeringan keramik keramik Pada saat keramik selesai dibentuk, biasanya mengandung air antara 7-30 % Itergantung cara pembentukkannya. Keramik ini masih dalam kondisi mentah dan basah sehingga untuk mengurangi kadar aimya perlu dikeringkan lebih dulu. Tujuan pengeringan adalah untuk mnguapkan air yang masih terkandung di dalam produk Imentah tadi, sehingga pada saat dibakar tidak banyak terjadi kerusakan, tidak berubah sifat maupun bentuknya. Pada saat pengeringan, akan terjadi penyusutan karena air di dalam bahan mentah akan menauao sehinaaa butir-butir masa I emouna akan mendekat satu sama akan terhenti apabila air yang…menguap telah mencapai A± A’/ – 1/3 kali. Apabila penyusutan telah selesai, makaA produk kering sudah tidak mengalami perubahan bentuk lagi . Pengeringan produk mentah dilakukan dengan 2 cara, yaitu Pengeringan alami, yaitu suatu cars pengeringan yang memanfaatkan matahari dan suhu di sekitar benda Kecepatan pengeringan alami tergantung oleh suhu udara di sekitarnya, kelembaban udara, kecepatan gerakan udara. Pengeringan buatan, yaitu cara pengeringan dengan menggunakan tungku pemanas sehingga radiasi panas dari tungku dimanfaatkan untuk mengeringkan keramik mentah tadi. Referensi Keramik merupakan jenis produk yang dibuat dengan bahan utama tanah liat yang dibentuk dan dibakar dengan suhu 600º Celcius hingga lebih dari 1300º Celcius sehingga terjadi perubahan sifat tanah liat menjadi lebih kuat. Keramik sudah dikenal sejak zaman neolitikum. Sejumlah penemuan purbakala seperti pecahan kecil tembikar di bukit kulit kerang Sumatera menjadi bukti keberadaan keramik di masa lampau.[1] Vas porselin Cina Dinasti Qing abad ke-18. Awalnya keramik hanya dibuat untuk membuat tembikar dan peralatan rumah tangga. Namun penggunaan keramik kini semakin luas dengan adanya paduan dengan unsur logam dan bukan logam. Saat ini, keramik banyak digunakan sebagai bahan pembuatan busi, isolator listrik, dan bahan baku alat cetak. Keramik mampu dipakai pada temperatur tinggi. Keramik dapat dibedakan menjadi keramik tradisional dan keramik industri. Dalam rumah tangga, keramik tradisional menjadi bahan pembuatan cangkir, ubin, tembok dan roda gerinda. Sedangkan keramik industri dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan turbin, komponen otomotif dan pesawat ruang angkasa. Material dasar dari keramik yang paling tua adalah lempung. Sedangkan material dasar modernnya adalah koalin, rijang dan felspar.[2]

keramik tradisional banyak dibuat dengan menggunakan bahan alam kecuali